Sistemudara bertekanan yang digunakan engine pada start awal mempunyai prinsip-prinsip kerja sebagai berikut : Udara tekan mempunyai tekanan yang harus lebih besar dari tekanan kompresi, ditambah dengan hambatan yang ada pada mesin kapal, yaitu tenaga untuk menggerakkan bagian yang bergerak lainnya seperti engkol, shaft, dan lain-lain. Uploaded bykhafid utama 0% found this document useful 0 votes333 views8 pagesDescriptionsistem pelumasan pada kapalCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes333 views8 pagesLubrication Oil Pada KapalUploaded bykhafid utama Descriptionsistem pelumasan pada kapalFull descriptionJump to Page You are on page 1of 8Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Macammacam sistem pelumasan : − Model tekanan Oli ditekan oleh gerakan mekanik dari pompa oli da disalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak. Keterangan gambar : 1. Oil pan 2. Oil strainer 3. Pompa oli 4. Dipstick

Kapal Sep-Hull adalah kapal dengan menggunakan tipe Surface Effect Planning Hull, mempunyaidua bentuk “ V ” hull dan flat hull pada bagian tengahnya. Namun ini adalah bentuk badan kapal yang biasa dan sudah banyak, yang istimewa dari kapal ini adalah teknologi yang digunakan yaitu teknologiair lubrication teknologi pelumasan udara . Melalui uji coba pada prototipe kapal ini dilakukan observasi tentang efektifitas teknologi pelumasan udara terhadap penghematan bahan bakar. Uji coba dilakukan dengan mengasumsikan indikator mesin trottle pada posisi tetap, pengukuran kecepatan dan konsumsi bahan bakar pada waktu pelayaran bervariasi serta pada dua kondisi yaitu berlayar tanpa teknologi pelumasan udara dan kondisi menggunakan teknologi tersebut. Dari hasil uji coba diperoleh informasi bahwa terdapat peningkatan kecepatan hingga 25 % dan pada saat yang lain diperoleh informasi bahwa terjadi penghematan bahan bakar hingga 13,34 %.Keywords Surface Planning Hull, air lubrication technology, Fuel consumption Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Wave, UPT. BPPH –BPPT Vol. 4, No. 2, 2010- 61 -Hemat Bahan Bakar dengan Aplikasi TeknologiPelumasan Udara pada Kapal Sep-Hull BV 1Totok Triputrastyo Murwatono1, Irfan Eko Sandjaja1AbstrakKapal Sep-Hull adalah kapal dengan menggunakan tipe Surface Effect Planning Hull, mempunyaidua bentuk “ V ” hull dan flat hull pada bagian tengahnya. Namun ini adalah bentuk badan kapal yangbiasa dan sudah banyak, yang istimewa dari kapal ini adalah teknologi yang digunakan yaitu teknologiair lubrication teknologi pelumasan udara . Melalui uji coba pada prototipe kapal ini dilakukanobservasi tentang efektifitas teknologi pelumasan udara terhadap penghematan bahan bakar. Uji cobadilakukan dengan mengasumsikan indikator mesin trottle pada posisi tetap, pengukuran kecepatandan konsumsi bahan bakar pada waktu pelayaran bervariasi serta pada dua kondisi yaitu berlayar tanpateknologi pelumasan udara dan kondisi menggunakan teknologi tersebut. Dari hasil uji coba diperolehinformasi bahwa terdapat peningkatan kecepatan hingga 25 % dan pada saat yang lain diperolehinformasi bahwa terjadi penghematan bahan bakar hingga 13,34 %.Kata kunci Surface Planning Hull,air lubrication technology, konsumsi bahan bakarAbstractSep-Hull is the ship with the Surface Effect Planning Hull type, has two "V" hull forms and flat hullat its center. But this is the usual form of the hull and had many, is so special about this ship is the AirLubrication Technology used in this ship. Through trial on the prototype of ship was conductedobservations about the effectiveness of air lubrication technology to fuel savings. The tests carried outby assuming the engine handler trottle in fixed position, measurements of velocity and fuelconsumption at the time varies as well as on two conditions sailing without air lubrication technologyand conditions of use of such technology. From the test results obtained information that there isincreased speed of up to 25 % and at the other times the obtained information that there is fuel savingsof up to 13,34 %.Keywords Surface Planning Hull,air lubrication technology,Fuel consumptionPENDAHULUANPada akhir-akhir ini energi dari mineral sudahsemakin menipis, para peneliti dan engineerberlomba-lomba untuk mendapatkan suatu formulaatau apapun yang bisa memperpanjang penggunaanenergi ini, seperti penelitian mengarah pada energialternatif sebagai calon pengganti energi mineral, dancara-cara penghematan pada kendaraan yangberoperasi..Kapal adalah salah satu sarana transportasi darisalah satu moda transportasi yang pada umumnyamembutuhkan konsumsi bahan bakar yang sangatbesar, selain karena memang tonasenya besar sehinggadibutuhkan mesin dengan power dari dasar pemikiran bahwa komponenyang mempengaruhi penggunaan power adalah gayahambatan badan kapal dan kecepatan kapal, jikadiharapkan kapal berjalan dengan kecepatan yang tetapsesuai dengan harapan maka satu-satunya yang bisadirubah atau diperbaiki adalah masalah gaya hambatanbadan pemikiran teknologi ini adalah melakukanmanipulasi terhadap gaya hambatan badan telah diketahui bahwa salah satu komponenpaling besar yang mempengaruhi gaya hambatanbadan kapal adalah gaya hambatan karena1. UPT BPPH - BPPT, Surabaya gesekanantara permukaan badan kapal dan air. Danbesarnya gaya gesek dengan air dipengaruhi oleh masajenis air, sehingga untuk mengurangi gaya hambatanyang ditimbulkan dari gesekan dengan memberikansuatu media antara air dan permukaan badan kapalyang memiliki masa jenis lebih kecil dari air, menerapkan dasar-dasar tersebut danmengaplikasikannya pada prototipe kapal Sep-HullBubble Vessel milik UPT. BPPH serta dilakukan ujicoba dengan memperhatikan beberapa parameter,beberapa variabel dan kendala, sehingga didapatkandata-data dan informasi tentang pengaruh penggunaanteknologi ini pada penghematan bahan Gaya TahananGaya tahanan kapal terdiri dari komponen gayagesek Rfrict ,gaya tahanan udara Rair , gaya tahanankekasaran permukaan Rrough. dan gaya tahanan karenatonjolan Rapp ,.appRoughairfrict RRRRR .....1Sedangkan gaya gesek RFdapat dirumuskan denganmenggunakan komponen/unsur viscosity / masa jenisfluida yang melingkupi badan kapal...................................2Jika logika tersebut diuraikan dengan asumsi S1adalahluas permukaan badan kapal yang diselubungipelumasan udara dan S2luas permukaan badan kapalyang diselubungi air laut akan terlihat seperti rumusanberikut, 22212121VSVSCR awFF ...3Sehingga dengan kecilnya aterhadap wmaka akanmenyebabkan kecilnya komponen gaya tahanan padabadan kapal yang terselubungi oleh Pelumasan UdaraSistem pelumasan udara konsepnya adalahmemberikan pelumasan atau bantalan udara yangberfungsi menyelubungi permukaan badan kapal yangtercelup air. Adapun yang diaplikasikan pada prototipekapal Sep-Hull ini adalah memanfaatkan udara yangterjebak karena adanya step hull pada bentuk kapal ini gambar 1 . Udara diinjeksikan ke tempat tersebutsehingga akan menyebabkan bertambahnya volumeudara yang terperangkap dan akan bergerak kearahbelakang karena gerakan yang melewati sistem pelumasan udara danmengalir keluar melalui nozzle-nozzle diasumsikansebagai compressible 1. Sketsa Teknologi Pelumasan UdaraMenggunakan kesamaan aliran / similarity of flowsehingga menganut Renould Number similarity untukaliran model dan prototipe Froude Number similaritydigunakan untuk model dan prototipe asumsi kesesuaian pada tebal lapisan udarapada badan kapal dengan scale observasi pada ujung nozzle, jika teballapisan udara di bottom tudara, debit udara yangdisemprotkan nozzle Qudara ,kecepatan udaradiasumsikan sama dengan kecepatan kapal Vship ,maka.......................................4shipudaraudaraudara VBQt….....................5Jika Lp/Lm = adalah faktor skala, maka hubunganmodel dan prototype dapat diekspresikan sbb.,eludaraprototipeudara tt mod. ….....6Jika diambil suatu asumsi bahwa aliran udara yangkeluar dari nozzle harus sama dengan kecepatan airdidepan lubang nozzle agar mendapatkan lapisan udarabukan berupa mikro bubble. Dan pada saat diamsebagai syarat agar udara yang disemprotkan bisakeluar dari nozzle adalah harus lebih besar daritekanan hidrostatik didepan nozzle, jadi .........................................7Dan jika menurut teori venturi meter alat pengukurkecepatan fluida melewati pipa serta didasarkan padapersamaan Bernoulli didapat persamaan kontinuitasberikut,...........................8Persamaan diatas akhirnya akan menunjukkanhubungan antara tekanan dan kecepatan fluida atauflow observasi hemat bahan bakar yangdigunakan pada uji coba prototipe kapal Sep-Hulldimulai dari observasi visual prilaku kapal sehinggadiketahui kecepatan kapal yang akan dilaksanakan ujicoba. Kemudian ditentukan alat ukur yang digunakan,dalam hal ini digunakan peralatan navigasi GPS untukmengukur kecepatan kapal sedangkan waktu pelayarandigunakan stopwatch 2 dilakukan uji coba hemat bahan bakar,ditentukan parameter pengujian, yaitu karena terdapatkendala menetapkan kecepatan kapal dan panjanglintasan secara akurat maka dilakukan denganmenetapkan posisi trotle pengatur putaran mesin pada posisi tertentu dan tetap selama pengujian sertawaktu dengan interval tertentu. Dilakukan pengukurandan pencatatan kecepatan kapal, panjang lintasanpelayaran dan mengetahui konsumsi bahan bakar yangdigunakan dilakukan pengukuran dengan gelas ukur 2liter, yaitu diukur sebanyak 4 buah tangki bensinmasing-masing berisi 20 liter, masing-masing 2 buahtangki bensin digunakan untuk pelayaran dengan dantanpa teknologi pelumasan udara. Sisa darimasing-masing pelayaran disimpan dan untukkemudian diukur seperti sebelumnya. Pengurangandari isi tangki bensin sebelum digunakan dan sesudahdigunakan dalam pelayaran merupakan konsumsibensin dari masing-masing pelayaran. Dari sinididapatkan data seperti tertulis pada kondisi pelayaran saat uji coba dilakukanseperti tertera pada tabel 1, dan masing-masing ujicoba dilakukan baik dengan teknologi pelumasanudara maupun tidak mulai dari pengukuran bahanbakar yang akan digunakan kemudian uji coba sertapengukuran sisa bahan bakar selalu dilakukan dalamsatu hari, hal ini untuk menghindari perbedaan cuacayang exstem dan kemungkinan terjadinya penguapandan 1. Kondisi PengujianKAJIAN HASIL DAN PEMBAHASANPada uji coba prototipe kapal Sep-Hull BubbleVessel 1 yang dilakukan untuk mengetahui pengaruhpenggunaan teknologi pelumasan udara terhadapkecepatan kapal sep-hull bubble vessel 1 telahdilakukan dengan cara mengukur kecepatan kapaltersebut pada saat tidak menggunakan teknologipelumasan udara dan menggunakan teknologipelumasan udara, kedua kondisi ini diukur pada variasiposisi trottle mesin disini menggunakan variasi 1sampai dengan 7. Hasil dari pengukuran bisa dilihatpada Gambar 2, yang menunjukkan terjadipeningkatan kecepatan 3 % pada kecepatan tinggiTabel 2. Parameter Tekanan Udara sekitar 40 km/jam atau sekitar 20 knots hingga 25 %pada kecepatan rendah sekitar 16 km/jam atau sekitar8 Terhadap KecepatanGbr 2. Pengaruh Terhadap KecepatanDari hasil uji coba hemat bahan bakar yang dilakukan pada 3 kali masing-masing satu hari, sehinggadiharapkan pada masing-masing pengukuran dilakukanpada kondisi yang hampir pengujian pertama dengan dua kali pelayarandengan arah utara dan selatan selat Madura denganwaktu pengujian masing-masing 10 menit,menunjukkan tidak terjadi penghematan / pemborosanhingga 0,5 % pada tekanan tertentu tabel 2 , yaitukonsumsi bahan bakar 3,82 liter/mil dan berlayardengan kecepatan rata-rata 8 pengukuran m enit Grafik Konsumsi Bahan Bakar vs WaktuKemudian pada pengujian ke dua diperpanjangwaktu 4 kali 10 menit, seperti terlihat pada gambar 3, 4dan 5 bahwa terjadi penghematan bahan bakar hingga13,34 %, yaitu konsumsi bahan bakar 2,5 liter/milpada kecepatan rata-rata 8,0 knots. Disini terlihatdengan nyata bahwa terjadi peningkatan penghematanbahan bakar, hal ini dimungkinakan karena luaspermukaan yang terlapisi oleh udara dari teknologipelumasan udara menjadi lebih luas sehingga gayatahanan gesek juga semakin pengukuran m enit Gbr 4. Penghematan Bahan Bakar vs WaktuUntuk lebih memperjelas hubungan waktupelayaran terhadap penghematan bahan bakar,dilakukan pengujian ketiga dengan menambahkanwaktu pengujian menjadi 6 kali 10 menit dan hasilnyabisa dilihat pada gambar 3,4 dan 5. Penghematanbahan bakar pada pengujian ketiga ini mendekati7,57 %, yaitu dengan konsumsi bahan bakar 2,81liter/mil dari konsumsi bahan bakar tanpa teknologipelumasan udara 3,05 liter/ pengukuran m enit Prosentase Penghematan BahanBakarGbr 5. Presentase Penghematan Bahan BakarAdapun gambaran dari kondisi dan situasi padasaat uji coba hemat bahan bakar prototipe kapalSep-Hull dapat dilihat pada gambar 6, dengankecepatan tersebut diatas kondisi kapal belummengalami planning. Pada kecepatan tinggi kapal inimengalami sinkage gambar 7 sehingga sistempelumasan udara nomer 1 posisi 1 menjadi tidakberfungsi. Oleh karena itu untuk kecepatan tinggi diperlukan perubahan letak atau posisi sistempelumasan udara yang sesuai sehingga teknologi initetap bisa berfungsi pada kecepatan 6. Uji coba hemat bahan bakarGbr 7. Kondisi sinkage pada kecepatan 24 knotsKESIMPULANBerdasarkan dari kajian hasil uji coba hemat bahanbakar yang telah dilakukan pada prototipe kapalSep-Hull yang mengaplikasikan teknologi pelumasanudara air lubrication technology bahwa sampaidengan tahapan ini telah diperoleh suatu informasitentang efektifitas penggunaan teknologi ini untukpenghematan bahan bakar dengan angka yang cukupsignifikan yaitu 13,34 %, namun masih pada kecepatanoperasional tertentu 8 knots. Hal ini disebabkan karenaterjadi sinkage. Untuk mengatasi hal tersebut padatahapan selanjutnya akan dilakukan perubahan/penambahan sistem sehingga sinkage yang terjadi padakecepatan tinggi menjadi lebih kecil dan konfigurasisistem pelumasan udara TERIMAKASIHUcapan terimakasih saya sampaikan kepadarekan-rekan tim Sep-Hull yang telah melaksanakanberbagai uji coba di laut. Juga saya ucapkanterimakasih kepada semua yang telah membantu dalamsegala hal kegiatan PUSTAKABinder, Raymond C 1973.,Fluid Mechanics, FifthEdition, Prentice-Hall, Englwood Cliffs, F M. 1979, "Fluid Mechanics ", Kogakusha, LTD..Kline, Stephen J. 1986, "Similitude andApproximation Theory", Springer-Verlag, NewYork,.Chanson H and Murzyn F. 2008, “ Froude Similitudeand Scale Effects Affecting Air Entrainments inHydraulics Jumps “, World Environmental andWater Resource Congress, Ahupua’ Jamaludin dan B Ma’ruf 2009, “ KajianEksperimental Disain Kapal Sep-HULL SebagaiSarana Transportasi Di Perairan Pantai DanSungai”, MPI, BPPT. Irfan Eko SandjajaSalah satu kendala dalam mengoperasikan sistem bubble dari prototype kapal Sephull terjadi apabila kondisi dari lubang outlet udara yang diinjeksikan pada bottom kapal berada di luar permukaan air karena kondisi ini menyebabkan sistem bubble tidak akan berfungsi, pada kecepatan tertentu saat kapal beroperasi kapal akan mengalami planning dimana pada bagian depan kapal akan terangkat dari permukaan air karena panjang kapal relatif kecil sehingga kemungkinan besar bagian ujung outlet sistem bubble juga terangkat dari permukaan air. Kondisi lain yang menyebabkan tidak berfungsinya dari sistem bubble ini bisa disebabkan kondisi perairan yang kurang mendukung dimana gelombang perairan membuat bagian outlet udara dari sistem bubble keluar masuk air. Kondisi ini memang sulit dihindari kecuali jika kapal dioperasikan di perairan tenang tertutup seperti di sungai atau danau, guna menyiasati hal ini maka pada prototype kapal Sephull Bubble Vessel dilakukan rekayasa agar sistem bubblenya tetap bisa dioperasikan. Rekayasa yang dilakukan dengan menambah lokasi outlet udara yang diinjeksikan dari kompressor sebanyak 2 tempat yaitu di sekitar bagian tengah dan bagian ujung bela- kang dari bottom kapal. Diharapkan dengan penambahan ini sistem bubble masih bisa dioperasikan secara menerus walaupun kondisi kapal trim belakang sehingga penghematan konsumsi bahan bakar masih bisa Chanson Frederic MurzynA hydraulic jump is the rapid transition from a high-velocity to a low-velocity open channel flow. It is characterized by strong turbulence and air bubble entrainment. Detailed air-water flow properties were measured in hydraulic jumps with partially-developed inflow conditions. The present data set together with the earlier data of Chanson 2006 yielded similar experiments conducted with identical inflow Froude numbers but Reynolds numbers between 24,000 and 98,000. The comparative results showed some drastic scale effects in the smaller hydraulic jumps in terms of void fraction and bubble count rate distributions. The present comparative analysis demonstrated quantitatively that dynamic similarity of two- phase flows in hydraulic jumps cannot be achieved with a Froude similitude. In experimental facilities with Reynolds numbers up to 105, some viscous scale effects were observed inStephen J. KlineJ. R. RadbillCharter 1 2 Dimensional Analysis and the Pi Theorem Units and 2-1 Units and 2-2 Types of Quantities Appearing in Physical a. Primary and Secondary b. Physical Constants and Independent c. Nondimensional 2-3 Dimensional Homogeneity of Physical 2-4 Statement and Use of the Pi 2-5 Rationale of the Pi 2-6 Huntley's 2-7 Examples of Application of Dimensional 2-8 3 Method of Similitude and Introduction to Fractional Analysis of Overall 3-1 3-2 Method of a. Use of Force b. Generalization of the Method of c. Some Energy Ratios of Heat 3-3 Direct Use of Governing Overall 3-4 Concluding 4 Fractional Analysis of Governing Equations and 4-1 4-2 Normalization of the Governing a. A Procedure for b. Meaning of Normalized Governing 4-3 Conditions Required for Rigorous Solution of the Canonical Problem of Similitude and Dimensional Analysis Using Normalized Governing 4-4 Basis of Improved a. General b. Homogeneous 4-5 Relations among Elementary a. Model Laws, Similitude, and b. An Alternative c. A Remark on Force d. Relation among Dimensional Analysis, Governing Equations, and Boundary Conditions Internal and External 4-6 Approximation a. Extension to New Classes of Information by Approximation b. Classification of Problems and Difficulties in Approximation c. Conditions Required for Approximation 4-7 Some Problems Involving Uniform 4-8 Nonuniform Behavior-Boundary Layer a. Use of Physical Data b. Zonal 4-9 Nonuniform Behavior-Expansion Methods and a. Poincare's b. Lighthill's c. WKBJ d. Inner and Outer 4-10 Processes Involving Transformations of a. Absorption of Parameters and Natural b. Supersonic and Transonic Similarity c. Reduction in Number of Independent Variables - Separation and Similarity Coordinates 4-11 Summary and a. Classification of Types of Similitude-Information Achievable from Fractional Analysis of Governing b. Various Viewpoints-Relations among Invariance, Transformations, and c. Final 5 Summary and Comparison of 5-1 5-2 Summary of a. The Pi b. The Method of c. Use of Governing 5-3 Comparison of a. b. c. d. e. Input 5-4 Concluding a. Utility of Various b. Implications in c. Possible Further d. Final saya ucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu dalam segala hal kegiatan Sep-HullDaftar PustakaBinderC Raymondberbagai uji coba di laut. Juga saya ucapkan terimakasih kepada semua yang telah membantu dalam segala hal kegiatan Sep-Hull. DAFTAR PUSTAKA Binder, Raymond C 1973.,Fluid Mechanics, Fifth Edition, Prentice-Hall, Englwood Cliffs,

ShaftHorse Power (SHP) adalah daya yang terukur hingga daerah di depan bantalan tabung poros (stern tube) dari sistem perporosan penggerak kapal. Di sini kapal memiliki kamar mesin di bagian belakang, dengan loss (2-3)%, diambil 2%. Sehingga harga efisiensi bantalan dan tabung baling - baling atau ηSηB adalah 0,98 SHP = DHP/ηsηb Pada system transmisi pada kapal sepatutnya ada adalah suatu system dimana rahasia nan dikeluarkan pecah mesin utama prime mover supaya dapat digunakan untuk menggagas suatu kapal dengan thrust yang sesuai dengan diharapkan, dan buat memindahkan rahasia dari prime mover tersebut maka dibutuhkan satu system persneling pada kapal. Transmission system pada satu kapal terdiri atas beraneka ragam varietas komponen dimana komponen tersebut nantinya akan ganti berhubungan satu dengan nan lain, komponen komponen tersebut seperti shafting, coupling atau clutch , gearbox dan bearings. Komponen komponen tersebut memiliki peranan masing masing plong system transmisi pada suatu kapal. Perlakuan pada setiap komponen harus diperhatikan dengan detail supaya gigi pusat yang dihasilkan maksimal dan sesuai dengan kebutuhan. Lega shafting misalnya, shafting pada main engine kapal berguna untuk mengkonversikan sendi rotasi yang dihasilkan dari main engine/prime mover kapal menjadi thrust yang nantinya digunakan untuk memotori suatu kapal. Propeller juga termasuk salah satu suku cadang penting pada proses shafting ini, dimana nantinya propeller inilah yang digunakan untuk menggerakkan suatu yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita mengurangi getaran getaran yang terjadi di poros yang bisa mendinginkan daya nan dihasilkan dari suatu prime mover, bagaimana system pelumasannya dan sebagainya dan kerjakan kondusif shafting maka diperlukan lah bearings maupun bantalan nan menjaga suatu shaft tetap puas porosnya. Sedangkan gearbox disinilah gelanggang pergantian sentral yang dihasilkan maka itu satu prime mover diubah dan disesuaikan dengan adegan propeller yang dibutuhkan agar tidak terjadi kavitasi dan daya bisa dipergunakan secara maksimal buat menggerakkan satu gearbox pada kapal terdapat suatu reduction gear yang digunakan bakal mengedrop babak dari mesin utama. Perlu diperhatikan desain kereta angin persneling tersebut dan di sesuaikan dengan rajah propeller Setiap propeller digerakkan dengan sistim besikal gigi dengan perbandingan reduksi yang sesuai dengan karakteristik baling-baling. Sistim roda gigi adalah dari reversing reduction gear type. Setiap roda gigi dilengkapi dengan pompa minyak pelumas, thermometer, dan Thrust bearing nan dipasang bergabung dengan apartemen roda gigi, berapa perbandingan matra tiap gear yang tepat dan lain clutch atau coupling sebenarnya clutch atau coupling ini berfungsi merintih antara gear dengan shaft. Maka mengintai uraian diatas maka perlu kita memafhumi apa itu pusat dan thrust pada kapal terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam masalah system transmisi puas kapal. Engine banyak ditemui dalam aktifitas kehidupan individu, secara kumulatif andai penghasil gerendel yang berguna lakukan menggerakan wahana, peralatan pabrik, penggagas pengungkit pengobar energi setrum, sebagai penggerak titir kapal dan lain-tidak. Pada suatu engine dapat menghasilkan ki akal dan energi maksimal namun tidak semua ki akal dan energi tersebut nantinya akan digunakan untuk memprakarsai kapal karena terdapat gaya kecondongan lain yang tedapat pada suatu kapal. Mode-tendensi ini diteruskan ke poros engkol melalui connecting rod dan melalui main bearing tren-gaya ini di berikan ke rumah sendal engine body. Bearing utama dan journal bearing sreg komponen engine bekerja dengan beban yang tinggi. Beban impulsif akibat kompresi dan pembakaran menyebabkan adanya beban gabungan nan akan terjadi ketika engine beroperasi. Batang penghubung shaft menjadi faktor yang adv amat dominan privat penelitian ini karena berfungsi perumpamaan alat untuk ki memengaruhi trik indikatur Ni yang dihasilkan dalam cambustion chamber ke paksi engkol. Daya ini akan berubah menjadi taktik efektif Ne sehabis memperhitungkan kerugian mekanis ηm. Teknik yang digunakan bikin mendeteksi kondisi keausan bantalan termaktub pengukuran ketebalan lapisan film, pengukuran kesesumbuan poros, analisis signal vibrasi, dan lain-lain sudah dilakukan. – Kiat Efektif PE adalah besarnya daya yang dibutuhkan untuk mengatasi kecenderungan hambat dari badan kapal hull, agar kapal dapat bersirkulasi dengan kecepatan servis sebesar Vs. P = R xVs – Daya Sorong PT adalah besarnya daya yang dihasilkan maka itu kerja dari peranti gerak kapal propulsor bakal mendorong awak kapal. P = TxVa – Daya Nan Disalurkan PD yaitu daya nan diserap oleh baling-baling kapal keistimewaan menghasilkan Pokok Sorong sebesar Pt P = 2π Qd n dimana Q yaitu torsi yang disalurkan dari main engine dan n adalah jumlah propeller. – Buku Poros PS ialah daya yang terukur setakat provinsi di depan sendal bumbung poros stern tube bersumber sistem perporosan pentolan kapal. Effisieiensi shaft sekitar 98% berbunga Daya Rem / Brake Power . Suka-suka 2 tipe pelumasan secara conventional Pelumasan Petro Pelumasan Air Sistem modern bikin pelumasan air adalah dengan memberikan pasokan air pelumas berpunca privat badan kapal, sehingga tak lagi menggunakan air laut. Karena itu seal-seal yang digunakan menjadi mirip dengan sistem pelumasan petro. Sistim pelumasan air laut – air laut masuk melalui celah galang bagian belakang – Sreg penggalan depan digunakan remes packing untuk menjaga kekedapan – Menggunakan ganjal kusen pok Lignum vitae Sistim pelumasan minyak lumas – pelumasan menunggangi patra lumas – Sendal menggunakan babbit methal – patra lumas ditampung dalam tangki dan dialirkan ke tabung buritan – Sistim kekedapan menggunakan seal baik didepan maupun dibelakang – dilengkapi dengan pompa kerjakan persebaran petro lumas Salah satu penyebab kesalahan dalam mengidas bahan pelumas buat permesinan kapal merupakan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam alamat pelumas, nan dapat berbuntut fatal karena boleh merusak komponen-komponen mesin yang tidak sesuai dengan kriteria spesifikasi industri pembuat bahan pelumas. Pemberitaan bahan pelumas mutlak harus dimiliki maka itu awak kapal dalam berkreasi di atas kapal. disamping itu jasmani kapal juga diharuskan memaklumi dan mengarifi tentang bahan pelumas yang kerap digunakan internal bidang permesinan di kapal bakal menghindari kesalahan dalam pemilihan alamat pelumas yang digunakan di kapal. Sumber utama pelumas adalah petro manjapada yang merupakan campuran bilang organic, terutama hidrokarbon. Segala macam minyak bumi mengandung paraffin CnH2n-2, naftena CnH2n dan aromatik CnHn, kuantitas kombinasi tergantung sumber minyaknya. Aromatik n kepunyaan resan pelumasan nan baik sahaja tidak resistan oksidasi. Paraffin dan naftena kian stabil tetapi tidak dapat menggantikan aromatik secara keseluruhan. Karena tipe aromatik tertentu berlaku sebagai penghalang oksidasi dan parafin murni tidak mempunyai rasam pelumasan yang baik. Perbedaan yang lain yaitu aromatik mempunyai viskositas rendah, naftena mempunyai viskositas sedang, dan paraffin memiliki viskositas tinggi. Oksidasi patra mineral umumnya menyebabkan meningkatkan viskositas serta terbentuknya asam dan zat yang tidak dapat sagu betawi. Apabila terjadi oksidasi besar-kuantitas akan menyebabkan korosi dan bahkan merusak logam yang dilumasi, kemudian oli harus diperbaharui. Kunci resistan oksidasi berkurang pada temperatur yang tinggi. Dengan semirr yang baik, oksidasi menyusut pada suhu yang tinggi. Dengan semirr yang baik, oksidasi masih akan tetap berlantas bertahap plong guru 80 0 C. diatas suhu tersebut kederasan oksidasi meningkat dengan cepat. Kecepatan oksidasi tergantung pada hawa mega dan macam incaran ganjal bearing. Oleh karena itu sangat sulit menentukan suhu operasi maksimum dan bagaimana seringnya minyak pelumas oli harus diganti. Faedah pelumas Maslahat terpenting dari pelumas adalah mencegah logam bergesekan, menghindari keausan, mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnya panas. Keadaan nan diinginkan adalah apabila gesekan ferum dicegah atau ditiadakan, disebut hydrodinamik atau penuh bioskop pelumas, disini gesekan besi betul-betul diganti dengan gesekan privat pelumas yang sangat rendah. Sebaliknya karena tekanan tinggi, kecepatan terbatas, pelumas tidak patut dan sebagainya, film pelumas menjadi sangat tipis, pelumas akan disebut dalam kondisi boundary dan masih menyebabkan gesekan logam. Disamping itu jamahan sekali lagi terjemur dari kehalusan dan keadaan logam, selain kemampuan pelumas. Bulan-bulanan yang tidak sejenis biasanya tekor menyebabkan kebinasaan bidang dibandingkan objek yang sejenis. Dalam informasi unsur pelumas yang berhubungan simultan dengan ferum akan diserap permukaan logam. Kemampuan dan adhesi penyerapan molekul-partikel ini memberikan daya tahan puas logam. Terlepas dari kemampuan pelumas, pelumas harus resistan lama, tahan panas dan tahan oksidasi. Petro mineral, tumbuh-tumbuhan dan binatang atau berkecukupan ibarat pelumas mempunyai kemampuan pelumas tetapi tidak layak resistan oksidasi. Viskositas adalah dimensi benduan mengalir suatu minyak ialah adat yang penting dari minyak pelumas. Bilang pengujian telah dikembangkan lakukan menentukan viskositas, antara lain pengujian Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic. Viskositas semua cairan tersampir pada suhu. Bila suhu meningkat maka muslihat keterikatan antar molekul berkurang. Sebagai jenis patra perlintasan viskositasnya sangat ekstrem dibandingkan yang lainnya. Tutul beku suatu minyak ialah suhu dimana minyak berhenti mengalir atau dapat sekali lagi disebut tutul cair ialah suhu terendah dimana minyak masih mengalir. Pengetahuan akan halnya hal ini utama dalam pendayagunaan minyak pada hawa yang abnormal Jamahan dan Pelumasan Singgungan akan terjadi bila dua permukaan bahan yang ki bentrok digerakkan terhadap satu sama tak, gesekan itu menyebabkan keausan, dengan melumas berarti memasukkan objek pelumas antara dua bagian yang bergerak dengan harapan untuk mengurangi senggolan dan keausan. a. Gesekan Kering Gesekan kering terjadi bila bukan terwalak korban pelumas. Bintang sartan antara bagian-penggalan yang bergerak terjadi kontak langsung. Perjuangan gesekan yaitu akibat berbunga penggait berbaris-baris dari puncak bagianbagian yang tidak rata. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh varietas rataan yang saling bergeser, koefisien gesek antara 0,3 sampai 0,5. Gesekan cengkar tidak diperbolehkan dalam peralatan teknik. b. Gesekan Zat Enceran dan Pelumasan Penuh Gesekan zat cair terjadi jika antara permukaan terdapat suatu salutan korban pelumas yang demikian tebalnya, sehingga puncak-puncak yang bukan rata itu lain saling bersinggungan pun. Makara kerumahtanggaan keadaan ini bukan terdapat senggolan tandus antara bagian-bagian yang bergerak melainkan suatu gerakan zat cair antara lapisan-salutan korban pelumas. Besarnya koefisien menggosok ditentukan oleh tebalnya lapisan target pelumas dan oleh viskositas. Koefisien itu makin kerdil dari 0,03. pelumasan yang terjadi karena gesekan zat enceran dinamakan pelumasan penuh atau pelumasan hidro dinamis. Keuntungan yang terpentingdari pelumasan mumbung ialah pengausan yang tinggal pelumasan penuh tergantung dari banyak faktor , yaituviskositas berusul bahan pelumas, garis tengah paksi, kepantasan putarporos, bagasi, suhu kerja, cara pemasukan minyak, ruang main antaraporos dan bantalan, jenis dan sebagainya. c. Sentuhan Sepoteng Tandus dan Pelumasan Terbatas Gesekan secarik kering terjadi jika antara permukaan terdapat lapisanbahan pelumas yang demikian tebalnya, sehingga puncak-puncak yangtidak rata masih dapat bercekcok. Kaprikornus internal kejadian ini terjadigesekan kersang sebagian dan jamahan zat cair koefisien menggisil ditentukan oleh jenis meres yang bergeserterhadap suatu sama tak, tebalnya sepuhan bahan pelumas dan viskositas serta sosi lumas dari sasaran pelumas. Koefisien daya lumas duga-taksir 0,1. pelumasan yang terjadi pada singgungan setengah kering dinamakan pelumasan minus. 3. Jenis Pelumas Semirr nan digunakan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,merupakan perumpamaan berikut. a. Minyak bertunas-tumbuhan Minyak bersemi-pokok kayu diperoleh dengan cara mengepal kredit maupun biji zakar. Plong minyak merecup-tumbuhan yang terpenting dalam teknikialah petro lobak rape oil, minyak biji katun dan nilai risinus. b. Minyak hewan Patra sato diperoleh dengan cara merebus atau memerah tulangbelulang atau legit babi. Patra hewan yang terpenting untukkeperluan teknik ialah petro benak dan patra iwak. Minyaktersebut masing-masing diperoleh dari suku dabat dan ikan. Minyaktumbuh-tumbuhan dan minyak fauna keduanya mempunyai dayalumas yang baik, oleh sebab itu minyak tersebut dinamakan mulai sejak patra itu yaitu cepat menjadi tengit nan berartibahwa minyakmenjadi cepat busuk. Petro tumbuh-pokok kayu danminyak binatang hampir tak digunakan secara tersendiri sebagaiminyak pelumas. Akan saja karena daya lumasnya baik sekali makaditambahkan puas minyak mineral. c. Petro mineral Patra mineral diperoleh dengan cara distilasi penyulingan minyakbumi secara sedikit berangsur-angsur. Minyak mineral makin murah dari pada minyaktumbuh-tanaman atau minyak hewan, akan tetapi lebih tahan lamadari kedua macam minyak tersebut. Belaka semata-mata taktik lumas dariminyak mineral lain sebagus minyak tumbuh-tumbuhan dan minyakhewan. d. Minyak kompon Patra kompon itu adalah campuran antara minyak mineral dengansedikit petro bersemi-tanaman maupun minyak binatang. Campuran inimempunyai daya lumas nan bertambah transendental berusul pada minyakmineral. 4. Bahan Aditif Objek adendum aditif itu ialah zat ilmu pisah yang ditambahkan pada minyakdengan tujuan bikin memperbaiki sifat-sifat tertentu dari petro yangbersangkutan. Berbagai macam bahan apendiks itu diberi nama menurutsifat yang diperbaikinya dalam patra. Jenis bahan tambahan yakni sebagai berikut ; a. bahan tambahan bikin menurunkan noktah beku. b. Incaran pelengkap untuk meningkatkan indeks viskositas. c. Incaran pelengkap pemurni dan penyebar. Aditif ini menjaga supaya bagian-bagian zat arang loyal habis melayanglayangdan mencegahnya melekat pada logam, dengan demikian pesawatyang bersangkutan konsisten dalam kondisi antioksidan mengurangi ketuaan minyak, makara minyak yang diberiaditif antioksidan tidak cepat mengoksida sehingga pengasaman dapatdicegah. Aditif antikorosi membagi saduran pelindung pada bagian mesin dengan demikian dapat dicegah termakanya oleh asam nan terjadi dalam patra. Aditif dapat mencegah dua bagian bidang logam yang salingbersinggungan berpadu dan juga meningkatkan daya lumas yang diberi aditif peningkat nilai impitan batas, tahan terhadaptekanan tinggi. 5. Gemuk Bakir adalah produk padat agak cair, rata-rata tersusun dari petro dansabun disamping metode enggak membuat rani. Kandungan minyakumumnya antara 75-95%. Gemuk lebih resistan karat, tahan oksidasi, tahanudara lembab dan sebagainya. Kita menggunakan produktif apabilapemakaian oli mengalami kesulitan karena tidak ada lapik memiliki struktur renik atau butir, sedangkan gemukroda gigi ulet dan berserabut. Untuk roda gigi harus punya adhesiyang langgeng puas ferum sehingga tidak teremban keluar dari antara sepeda gigi pada boks roda gigi nan tidak tertutup adalah agar cairsehingga gemuk bisa kembali pada posisi dengan spesies metal yang digunakan untuk pelumasan, kita membebaskan gemuk perumpamaan berikut ini. a. Kreatif sabun batangan zat kapur bernas kapur Gemuk ini tahan air tetapi tidak resistan hawa strata, titik tetesnyaterletak antara 90 – 1500 C. kaya sabun cuci kalsium digunakan untukpelumasan awam terutama buat sendal luncur. b. Gemuk sabun cuci natrium gemuk natrium hidroksida Berpunya ini lain resistan air akan hanya tahan suhu tinggi, titik tetesnyaterletak antara 150 – 2300 C. gemuk sabun natrium digunakan untukpelumasan galang peluru dan sendal golong. c. Gemuk sabun cuci aluminium Gemuk ini resistan air, akan tetapi tidak tahan suhu tinggi, noktah tetesnyaterletak pada 900 C. Gemuk ini sesuai lakukan pendayagunaan khusus yangmemerlukan persabungan terhadap kiat keluarkan keluar. d. Bernas sabun batangan litium Gemuk ini tahan air dan tahan temperatur tinggi, bintik tetesnya terdapat pada180 0 C. berada sabun litium digunakan bagaikan gemuk serba guna yangberarti bahwa gemuk ini bisa digunakan cak bagi banyak macamkeperluan. e. Gemuk basa campuran Gemuk ini mengandung sabun cair kalsium dan sabun batangan natrium, sifatgemuk ini pasti saja berada diantara sifat sabun cuci zat kapur dan sifatsabun sodium. Gemuk basa paduan digunakan sebagai rani serbaguna, akan tetapi tak barangkali ditempat yang ada air. Guru kerjamaksimum kira-kira 400 C, bertambah rendah pecah puas titik tengguli. 6. Pendayagunaan Pelumas Pelumas boleh digunakan untuk beberapa keperluan antara lain sebagaiberikut. a. Minyak lumas mesin Cawis dalam dua kualitas yaitu bermutu rendah dan tangga. Bermuturendah diperuntukkan untuk bagian-bagian yang bisa dilumas daritempat minyak lumas. Kualitas nan makin tataran diperuntukan untuksystem rotasi pelumasan sendal, pit gigi transmisi beban ringandimana oli harus berfungsi dalam jangka waktu nan lama, bermutudan resistan oksidasi. Viskositas nan diberikan cak bagi bantalantergantung beberapa factor merupakan; beban, suhu, kelancaran, diameterporos dan system pelumasan. b. Pelumasan transmisi roda gigi lurus dan roda gigi cacing Patra lumas mineral kalis tidak resistan lama bagi pelumas padabeban berat dan beban hentakan transmisi roda transmisi dan patra system roda gigi, beban ringan nan terbuka diperlukan minyaklumas nan adhesi dengan ferum dan tidak terlempar berpokok roda bagi pit gigi kewajiban susah terbuka, campuran yang mengandungaspal ulet rajin digunakan pada hawa yang janjang. c. Minyak lumas biang kerok Minyak lumas motor bensin mengandung pembersih bikin mencegah mengendapnya kotoran padat dengan menjaganya tetap n domestik kondisi sejati. d. Minyak lumas silinder uap Minyak lumas torak uap harus memiliki titik nyala yang tinggidan tidak mengandung alamat yang mudah pupus pada uap mengandung gemuk tertentu diperbolehkan beremulsi dengan hancuran yang bertabiat pelumas yang baik, adhesi pada besi memadai baik. e. Minyak lumas hidrolik Dengan alasan keselamatan larutan hidrolik tidak mudah menyala, dan punya kekentalan nan cacat, malar-malar lakukan system hidrolik yang berkarya di karib api. c. Rangkuman. 1. Mangsa pelumas berpangkal dari petro dunia nan merupakan paduan beberapa organic, terutama hidrokarbon. 2. Kekuatan pelumas ialah mencegah logam bergesekan, menghindarikeausan, mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnyapanas. 3. Viskositas adalah dimensi tahanan mengalir suatu minyak yaitu sifat yang penting dari minyak pelumas. 4. Pengujian bikin menentukan viskositas minyak lincir adalahpengujian Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic. 5. Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bulan-bulanan pelumas padapermukaan besi atau metal. 6. Besarnya koefisien menggisil ditentukan maka itu tebalnya sepuhan alamat pelumas dan maka dari itu viskositas. 7. Semirr yang digunakan dibedakan menjadi sejumlah tipe, yaitu minyak merecup-tumbuhan, minyak dabat, minyak mineral, dan minyak kompon. 8. Incaran tambahan aditif adalah zat kimia yang ditambahkan pada semirr dengan harapan cak bagi memperbaiki sifat-sifat tertentu dari patra yang bersangkutan. 9. Gemuk adalah komoditas padat agak hancuran, dengan kandungan patra kebanyakan antara 75-95%. 10. Gemuk lebih resistan karat, tahan oksidasi, resistan udara lembab dan sebagainya. Sistemudara tekan ini digunakan untuk penyemprotan kerangan-kerangan laut di kamar mesin, menstart mesin induk, sistem pneumatik pada reversing gear box motor induk, seruling kapal, cuci-mencuci peralatan permesinan dan lain-lain.Instalasi pipa udara tekan ini cocok untuk sistem udara tekan dengan tekanan kerja 30 kg/cm2.
Minyak pelumas pada suatu Sistem Pelumasan Pada Mesin Kapal berfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan pada permukaan komponen-komponen yang bergerak dan bersinggungan. Selain itu minyak pelumas juga berfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapa motor. Karena dalam hal ini motor diesel yang digunakan termasuk dalam jenis motor dengan kapasitas pelumasan yang besar, maka system pelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motor dibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakan untuk mendinginkan dan melumasi engine bearing dan mendinginkan piston. Pada marine engine lubrication oil system dipengaruhi oleh beberapa kondisi operasi kapal seperti trim, roll & pitching serta list. Acuan regulasi untuk sistem pelumas sama dengan system bahan bakar yaitu section 11 rules volume 3. Gambar diagram pipa sistem pelumas Dimana hal-hal yang harus diperhatikan antara lain – Jika diperlukan pompa denga self priming harus dipakai section 11 – Filter pelumas diletakkan pada discharge pompa section 11 – Filter utama aliran harus disediakan system control untuk memonitor perbedaan tekanan section – Pompa utama dan independent stand by harus disediakan section 11 Sistem pelumasan oli didesain untuk menjamin keandalan pelumasan pada over range speed dan selama engine berhenti, dan menjamin perpindahan panas yang berlangsung. Tangki gravitasi minyak lumas dilengkapi dengan overflow pipe menuju drain tank. Lubrication oil filter dirancang di dalam pressure lines pada pompa, ukuran dan kemampuan pompa disesuaikan dengan keperluan engine. Filter harus dapat dibersihkan tanpa menghentika mesin. Untuk itu dapat digunakan filter dupleks atau automatic back flushing filter. Mesin dengan output lebih dari 150 kw dimana supplai pelumas dari engine sump tank dilengkapi dengan simpleks filter dengan alarm pressure dirancang dibelakang filter dan filter dapat dibersihkan selama operasi , untuk keperluan ini sebuah shutt off valve by-pass dengan manual operasi. Suatu sistem pelumasan mesin yang ideal harus memenuhi persyaratan sebagai berikut Memelihara film minyak yang baik pada dinding silinder sehingga mencegah keausan berlebihan pada lapisan silinder, torak dan cincin torak. Mencegah pelekatan cincin torak. Merapatkan kompressi dalam silinder. Tidak meninggalkan endapan carbon pada mahkota dan bagian atas dari torak dan dalam lubang buang serta lubang bilas. Tidak melapiskan lak pada permukaan torak atau silinder. Mencegah keausan bantalan Mencuci bagian dalam mesin Tidak membentuk lumpur, menyumbat saluran minyak, tapisan dan saringan, atau meninggalkan endapan dalam pendingin minyak Dapat digunakan dengan sembarang jenis saringan Hemat dalam penggunaan. Memungkinkan selang waktu yang relatif lama antara penggantian. Memiliki sifat yang bagus pada start dingin. Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Sistem Pelumasan Pada Mesin Kapal bekerja ketika minyak pelumas dihisap dari lub. oil sump tank oleh pompa bertipe screw atau sentrifugal melalui suction filter dan dialirkan menuju main diesel engine melalui second filter dan lub. oil cooler. Temperatur oil keluar dari cooler secara otomatis dikontrol pada level konstan yang ditentukan untuk memperoleh viskositas yang sesuai dengan yang diinginkan pada inlet main diesel engine. Kemudian lub. oil dialirkan ke main engine bearing dan juga dialirkan kembali ke lub. oil sump tank. Baca juga Kelebihan Wire Rope Sling dibanding Webbing Sling VELASCO INDONESIA PERSADA adalah distributor dan Supplier Rantai Baja di jakarta dan juga menjual Rantai Stainless Steel, Rantai Galvanis dll, dengan pelayanan terbaik di Jakarta. Kami juga menjual alat kapal, Lihat produk kami lainnya di sini. Rantai, rigging, wire rope, alat keselamatan kapal, peralatan safety, chemical product Semua barang yang kami jual dilengkapi sertifikat dan berkualitas. Silahkan hubungi kami lewat Whatsapp 081290808833 atau 021 690 5530. Bisa juga melalui email ke [email protected] atau [email protected] Atau lihat produk kami lainnya di sini.
MesinInduk (Main Propulsion Engine), suatu instalasi mesin yang terdiri dari berbagai unit/sistem pendukung dan berfungsi untuk menghasilkan daya dorong terhadap kapal, sehingga kapal dapat berjalan maju atau mundur. Anda sekarang dapat membuat akun untuk mengelola preferensi dan mempersonalisasi pengalaman Anda di Hai ! Karena Anda sudah memiliki akun lama Caterpillar, kami telah mengaktifkan akses Anda ke secara otomatis. Hai ! dapat mengambil profil Caterpillar Anda, tetapi membutuhkan beberapa informasi tambahan yang belum Anda simpan. Tinjau profil dan berikan informasi yang belum ada. Hai ! dapat mengambil profil Caterpillar Anda, tetapi membutuhkan beberapa informasi tambahan yang belum Anda simpan. Tinjau profil dan berikan informasi yang belum ada. Produk Semua Produk Peralatan Sistem Daya Attachment Suku Cadang Semua Peralatan Backhoe Loader Bawah Tanah - Batuan Keras Bor Cold Planer Compactor Dozer Dragline Excavator Motor Grader Paver Aspal Pemasangan Pipa Road Reclaimer Rope Shovel Elektrik Shovel Tambang Hidraulik Skid Steer Loader dan Compact Track Loader Telehandler Track Loader Truk Artikulasi Truk Non Jalan Raya Wheel Loader Wheel Tractor-Scraper Semua Sistem Daya Daya Listrik Industri Marine Power System Minyak dan Gas Semua Attachment Adaptor Auger Backhoe Blade Broom Brushcutter Bucket - Backhoe Belakang Bucket - Backhoe Depan Bucket - Compact Wheel Loader Bucket - Excavator Bucket - Loader Bucket - Shovel Penambangan Bucket - Skid Steer Loader Cold Planer Compactor Coupler - Belakang Backhoe Coupler - Excavator Coupler - Loader Flail Mower Fork Gergaji Grapple Hammer Kit Teknologi Mulcher Panel Kontrol Genset Penanganan Material Penggaruk Penjepit Bal Penutup Genset Produk Terkait Salju Ripper Rotor Shear Sistem Rotasi Miring Spear Bal Stump Grinder Tangki Bahan Bakar Genset Thumb Tiller Trencher Winch Semua Suku Cadang Cat Reman Hub Utama Produk Reman - English Suku Cadang Baru - English Suku Cadang Bekas - English Industri Semua Industri Pembangkit Daya Listrik Construction Pertambangan Perlengkapan Paving Cat Solusi OEM Layanan & Dukungan Semua Layanan & Dukungan Keuangan Teknologi Perawatan Pelatihan Semua Keuangan Penawaran Saat Ini Perlindungan yang Diperluas Opsi Pembiayaan & Penyewaan Peralatan & Sumber Daya Mengapa Cat Financial Semua Teknologi Teknologi Cat Detect Teknologi Cat Grade Teknologi Cat Payload Teknologi Cat Command Semua Perawatan Perjanjian Dukungan Pelanggan Sistem partstore Layanan SOS Dukungan Produk Daya Listrik Cat Job Site Solutions Pendaftaran Garansi Engine Semua Pelatihan Pelatihan Operator Masuk Selamat datang! Masuk untuk mempersonalisasikan pengalaman Anda Jika Anda sudah memiliki akun lama dengan Aplikasi Cat lain, Anda dapat menggunakan akun yang sama untuk masuk di sini. Daftar Sekarang Satu Akun. Semua Cat. Akun Caterpillar Anda adalah satu-satunya akun yang dapat Anda gunakan untuk masuk untuk memilih layanan dan aplikasi yang kami tawarkan. Pesan suku cadang dan alat berat secara online, kelola armada Anda, gunakan aplikasi seluler, dan lainnya. Search Temukan Dealer × Arah Rincian Dealer Cari dealer lain Akun Saya Masuk Selamat datang! Masuk untuk mempersonalisasikan pengalaman Anda Jika Anda sudah memiliki akun lama dengan Aplikasi Cat lain, Anda dapat menggunakan akun yang sama untuk masuk di sini. Daftar Sekarang Satu Akun. Semua Cat. Akun Caterpillar Anda adalah satu-satunya akun yang dapat Anda gunakan untuk masuk untuk memilih layanan dan aplikasi yang kami tawarkan. Pesan suku cadang dan alat berat secara online, kelola armada Anda, gunakan aplikasi seluler, dan lainnya. Jelajahi Produk Beli Online Cari Produk Bekas Sewa Produk Kelola Peralatan Saya Lihat Solusi Keuangan Waktu operasi engine sangat penting bagi Anda, kru, klien, dan keuntungan Anda. Inilah alasan engine propulsi MaK dan Cat menggerakkan kapal ke pelabuhan mana pun. Pilihan engine terbesar di industri menyediakan keandalan yang Anda butuhkan. Caterpillar Marine memastikan kapal Anda memiliki engine terpasang yang akan bekerja sama kerasnya dengan Anda. Pilih dari berbagai macam pilihan Engine Propulsi Komersial, Engine Propulsi Kinerja Tinggi, Genset Kapal Laut, dan Engine Bantu. Tipe Peralatan 5 Item Model Baru *Price listed is Manufacturer's Suggested Retail Price, this price does not include shipping and handling, expedite charges, taxes, dealer installation costs or other dealer charges. Dealers set actual prices, including invoicing currency. The MSRP displayed is for the region selected. Pilih hingga 3 model untuk dibandingkan Model Product title Model Product title Model Product title facebook linkedin twitter youtube instagram Merek Caterpillar Cat Cat Financial Cat Reman The Cat Rental Store Cat Lift Trucks Anchor AsiaTrak FG Wilson Hindustan MaK MWM Perkins Progress Rail SEM Solar Turbines SPM Oil & Gas Turner Powertrain Systems Peta Situs Pengaturan Cookie Hukum Privasi Asia Tenggara © 2023 Caterpillar. Hak Dilindungi UU. Selainitu, setelah bantalan metal dipasang, sistem pelumasan harus berfungsi baik, karena kegagalan sistem pelumasan akan menghancurkan bantalan metal itu. Sebaliknya, jika pelumasan bekerja baik, bantalan metal mampu bertahan paling sedikit tiga tahun. Ruang bakar Kerja mesin selalu tidak lepas dari proses pembakaran.

Connection timed out Error code 522 2023-06-14 235833 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7684e4d91d1c7c • Your IP • Performance & security by Cloudflare

KomponenKomponen Sistem Pelumas Dan Fungsinya. Salah satu sistem yang harus ada pada mesin adalah sistem pelumas atau lubricant system. Bukan hanya mesin sebernya yang
Mesin diesel sebagai mesin utama di kapal dapat berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baik pula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistem bahan bakar fuel oil system, sistem pelumasan minyak lubricating oil system, sistem pendingin cooling system dan sistem udara start starting air system. Semua sistem tersebut memiliki fungsi serta peran yang sangat penting bagi operasional motor induk, hal ini dikarenakan apabila terjadi kerusakan pada salah satu sistem penunjangnya, motor induk pasti akan mengalami masalah dan mungkin motor induk tidak dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu dirasa perlu untuk melakukan suatu analisa terhadap kerusakan suatu komponen dari sistem dikapal. Penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisa kegagalan sistem pelumasan di kapal dan pemilihan metode parawatan motor induk di kapal menggunakan Failure Mode and Effect Analysis FMEA dalam rangka menunjang kelancaran transportasi laut. Dengan menggunakan FMEA Worksheet metode kegagalan serta effect yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponen dapat diketahui. Selanjutnya dengan melakukan analisa menggunakan risk matrik dapat diketahui tingkat kekritisan dari masing-masing komponen tersebut. Dari analisa yang telah dilakukan diketahui bahwa lubricating oil tank dan sump tank memiliki rating risk yang rendah, kemudian lubricating oil cooler memiliki nilai rating mayor dan lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump serta lubricating purifier heater memiliki nilai rating risk yang sama yakni high risk. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, metode perawatan yang sesuai adalah preventive maintenance dan corrective maintenance. Diharapkan dengan adanya pemilihan metode perawatan yang tepat dapat mendukung kelancaran dari operasi transportasi laut di Indonesia. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan ....MOHMMAD DANIL ARIFIN, FANNY OCTAVIANI, THERESIA D. NOVITA Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan dan Pemilihan Metode PerawatanM/E di Kapal Menggunakan Metode FMEA Dalam Rangka MenunjangOperasi Transportasi Laut di IndonesiaFailure Analysis of Lubricating System and Selection of MaintenanceMethods for M/E using FMEA In Order to Support Marine TransportationOperation in Indonesia Mohammad Danil Arifin , Fanny Octaviani, Theresiana. D. NovitaTeknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Universitas Darma Persada, Jakartae-mail diterima 04 Februari 2015, diedit 16 Februari 2015, dan disetujui terbit 26 Maret 2015ABSTRAKMesin diesel sebagai mesin utama di kapal dapat berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh sistem-sistem pendukungyang baik pula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistem bahan bakar fuel oil system, sistem pelumasan minyaklubricating oil system, sistem pendingin cooling system dan sistem udara start starting air system. Semua sistemtersebut memiliki fungsi serta peran yang sangat penting bagi operasional motor induk, hal ini dikarenakan apabilaterjadi kerusakan pada salah satu sistem penunjangnya, motor induk pasti akan mengalami masalah dan mungkin motorinduk tidak dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu dirasa perlu untuk melakukan suatu analisa terhadap kerusakansuatu komponen dari sistem dikapal. Penelitian kali ini bertujuan untuk menganalisa kegagalan sistem pelumasan dikapal dan pemilihan metode parawatan motor induk di kapal menggunakan Failure Mode and Effect Analysis FMEAdalam rangka menunjang kelancaran transportasi laut. Dengan menggunakan FMEA Worksheet metode kegagalan sertaeffect yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponen dapat diketahui. Selanjutnya dengan melakukan analisa menggunakanrisk matrik dapat diketahui tingkat kekritisan dari masing-masing komponen tersebut. Dari analisa yang telah dilakukandiketahui bahwa lubricating oil tank dan sump tank memiliki rating risk yang rendah, kemudian lubricating oil coolermemiliki nilai rating mayor dan lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump serta lubricating purifierheater memiliki nilai rating risk yang sama yakni high risk. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, metode perawatanyang sesuai adalah preventive maintenance dan corrective maintenance. Diharapkan dengan adanya pemilihan metodeperawatan yang tepat dapat mendukung kelancaran dari operasi transportasi laut di kunci Kegagalan, Sisitem Pelumasan, Pemilihan Metode, Perawatan M/E kapal, Metode performance of diesel engine as a main engine on board have a correlation with the condition of supportingsystem. All of supporting system such as fuel oil system, lubricating oil system, cooling system and starting air systemare have a major function to support the operation of main engine on board, because if the support system can not beoperate properly it will give an impact to the performance of main engine. It is also possible to make main engine asa prime mover on board can not be operated because of the failure in component of supporting system. Therefore, itis necessary to make an analysis about the failure mode from each component and make a decision about themaintenance methods to make sure about the condition of each component still in a good state. The aims of thisresearch is to analyze the failure of component system on board using the Failure Mode and Effect Analysis FMEAmethods in order to support marine transportation in Indonesia. By using FMEA Worksheet, failure mode and effectfrom each component of lubricating system to main engine was detected. Result from this research shown that ratingrisk for lubricating oil tank and sump tank is LOW, rating risk for lubricating oil cooler is MAJOR, and then ratingrisk for lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump and lubricating purifier heater is on the result of the analysis the appropriate maintenance methods for this system are preventive maintenanceand corrective maintenance. Hopefully the result of this research could give the information of failure mode, andselection of maintenance methods to support the marine transportation operation in Failure , Sisitem lubrication , Method Selection , Care M / E Ship , FMEA Method Maret 2015 1-6PENDAHULUANMesin diesel sebagai motor induk Main En-gine di kapal dapat berfungsi dengan baik apabiladitunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baikpula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistembahan bakar fuel oil system, sistem pelumasanminyak lubricating oil system, sistem pendingincooling system dan sistem udara start startingair system [1]. Semua sistem tersebut memilikifungsi serta peran yang sangat penting bagioperasional motor induk, hal ini dikarenakan apabilaterjadi kerusaka n pada sa lah satu sis tempenunjangnya, maka dapat mempengaruhi kinerjamotor induk secara keseluruhan. Kegagalan fail-ure yang terjadi pada salah satu komponen dapatmenimbulkan suatu kegagalan yang sifatnya merusakkeseluruhan fungsi kapal dan pada akhirnya akanmengakibatkan kerugian besar dan ini menjadi resikoyang pasti dialami oleh suatu sistem. Oleh karenaitu, kita perlu menganalisa resiko kegagalan yangbiasa dialami oleh suatu sistem atau komponen dalamhal ini adalah komponen sistem pelumasan motorinduk di dan perbaikan merupakan hal yangterpenting dalam memprediksi prilaku dari suatusistem pada masa yang akan datang serta efek yangakan ditimbulkan terhadap komponen lain apabilakomponen tersebut prilaku dari suatu sistem padamasa yang akan datang serta efek yang akandit imbulka n terhadap komponen lain apabilakomponen tersebut gagal beroperasi. Berdasarkanpada pertimbangan diatas, penulis memandang perludilakukan sebuah analisa kegagalan sistem pelumasdan pemilihan metode perawatan motor induk di kapaldengan menggunakan Failure Mode and EffectAnalysis FMEA yakni analisa yang cenderungmengacu kepada efek yang akan ditimbulkan olehsuatu komponen terhadap komponen lain apabilakomponen tersebut gagal beroperasi. Maksud dantujuan penulisan penelitian ini adalah Mengetahuikegagalan-kegagalan komponen sistem pelumasanmotor indu k di kapal mengguna kan FMEA;Mengetahui pengaruh-pengaruh kegagalan padasetiap komponen sistem pelumasan pada motor indukdi kapal; Mengetahui metode perawatan yang sesuaiuntuk sistem pelumasan di yang akan dibahas adalah sebagai berikutBagaimana karakteristik kegagalan sistem pelumasandi kapal menggunakan Failure Mode and EffectAnalysis FMEA; Bagaimana pengaruh kegagalanpada setiap komponen sistem pelumasan pada mo-tor induk di kapal; Bagaimana metode perawatanyang digunakan untuk menjaga komponen padamotor induk di Untuk penyelesaian penelitian terkait dengandata dan pentahapan pekerjaan dapat dilihat lebihrinci pada diagram alur pada gambar 1 berikutGambar 1. Metodologi atau Diagram Alur Penelitian 3Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan ....MOHMMAD DANIL ARIFIN, FANNY OCTAVIANI, THERESIA D. NOVITASistem Pelumasan Kapal, dalam pelaksanaanyamesin diesel sebagai motor induk main engine dikapal akan dapat berfungsi dengan baik apabiladitunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baikpula. Sistem penujang diatas kapal meliputi sistembahan bakar fuel oil system, sistem pelumasanminyak lubricating oil system, sistem pendingincooling system dan sistem udara start startingair system. Semua sistem tersebut memiliki fungsiserta peran yang sangat penting bagi operasionalmotor induk, hal ini dikarenakan apabila terjadikerusakan pada salah satu sistem penunjangnya,motor induk pasti akan mengalami masalah danmungkin motor induk tidak dapat beroperasi denganbaik. Sebagai contoh. sistem pelumasan mesin yangberfungs i seba gai penyuplai minyak pelumaskebagian mesin yang perlu dilumasi mengalamimasalah maka bagian engine yang kurang pelumasakan cepat aus serta dikhawatirkan motor induk tidakmampu menahan panas yang ditimbulkan oleh kerjamot or indu k ter sebut sehingga ha l ini dapa tmengganggu kinerja dari motor induk dikapal [2].Gambar 2. Instalasi sistem penunjang motor induk di kapal Minyak pelumas pada suatu sistem permesinanberfungsi untuk memperkecil gesekan-gesekan padapermukaan komponen-komponen yang bergerak danbersinggungan. Selain itu minyak pelumas jugaberfungsi sebagai fluida pendinginan pada beberapamotor. Karena dalam hal ini motor diesel yangdiguna kan termasuk dalam jenis motor dengankapasitas pelumasan yang besar, maka sistempelumasan untuk bagian-bagian atau mekanis motordibantu dengan pompa pelumas. Sistem ini digunakanuntuk mendinginkan dan melumasi engine bearingdan mendinginkan piston [3].Prinsip Kerja, Minyak pelumas dihisap dari lu-bricating oil sump tank oleh pompa bertipe screwatau sentrifugal melalui suction filter dan dialirkanmenuju main diesel engine melalui second filter danlubricating oil cooler. Temperature oil keluar daricooler secara otomatis dikontrol pada level konstanyang ditentukan untuk memperoleh viskositas yangsesuai dengan yang diinginkan pada inlet main dieselengine. Kemudian lubricating oil dialirkan ke mainengine bearing dan juga dialirkan kembali ke lu-bricating oil sump tank [4].Pendekatan yang tepatsebagai solusi bagaimana bila terjadi kegagalanpelaksanaanya, yaitu menggunakan metode, FMEAmerupakan suatu analisa yang dilakukan denganmemeriksa komponen komponen dari tingkat rendahdan meneruskannya ke sistem yang merupakantingkatan yang lebih tinggi serta mempertimbangkankegagalan sistem sebagai hasil dari semua bentukkegagalan. Disamping itu FMEA merupakan salahsa t u bentuk analisa kegaga lan serta dampa kkegagalan yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponenpada sistem. Hasil dari analisa FMEA dapat dibuatsedetail mungkin, hal ini bergantung dari informasiyang akan dibutuhkan serta informasi yang diperolehuntuk DAN ANALISISDa r i data kapal berikut dapa t diper olehsp esif ikasi identit a s ka pa l, s ehingga dalampemeriksaa n komp onen lebih muda h gunamengetahui jenis motor dan kapasitas terjadi kegagalan dalam pelaksanaanyaperanan FMEAdalam menganalisa. Maret 2015 1-6 Sistem pelumasan Lubricating Oil Sys-tem di kapal terdiri dari beberapa komponen berikutini antara lainTabel 1 . Data Spesifikasi Tug Boat TITAN 03 N0 Identifikasi Keterangan 2 LPP 25,13 Meter 3 LWL 27,15 Meter 5 Sarat Air 3,35 Meter 6 Kecepatan 10 Knot 8 kW / 759 / 1406 Buatan Tahun 2010 - Indonesi a Sumber Tug Boat TITAN 03 Tabel 2. Fungsi Komponen Sistem Pelumas N0 Nama Komponen Fungsi 1 Lubricating oil tank Berfungsi sebagai tempat penyimpanan Lubricating Oil 2 Lubricating oil pump Berfungsi untuk mengalirkan minyak pelumas dari Lubricating Oil tank ke komponen-komponen motor induk. 3 Lubricating oil cooler Berfungsi untuk menurunkan temperature minyak pelumas. 4 Lubricating oil filter Berfungsi untuk menyaring partikel kasar yang ada pada lubricating oil 5 Sump tank Berfungsi sebagai tempat penampungtelah dipakai oleh motor induk 6 Purifier Berfungsi untuk memisahkan minyak pelumas dari air dan kotoran. 7 Transfer Pump Berfungsi untuk mengalirkan minyak pelumas dari sump tank ke service tank 8 Lubricating Purifier Heater Berfungsi untuk meningkatkan temperature serta viskositas minyak pelumas. kegagalan dari masing-masing komponen tersebut dilakukan dengan menggunakantabel Failure Mode And Effects Analysis MIL-STD 1629A, berdasarkan FMEA worksheet analysisdidapatkan nilai konsekwensi atau dampak yangditimbulkan oleh masing-masing komponen pada tabel 3HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwaterdapat 5 komponen yang memiliki konsekwensiyang tinggi, 1 komponen dengan konsekwensi sedangdan 2 komponen memiliki konsekwensi yang untuk mengetahui resiko dari setiapkomponen maka diperlukan adanya penentuan resikomenggunakan risk matrik [7]. Risk matrik untukTabel 3. Tabel Konsekwensi Berdasarkan FMEA Worksheet No Nama Komponen Consequence o Major, would threaten fungtional goals/objectives o Moderate, necessitatin g significant adjustment to ove rall fun ction o Negli gible, lower consequence 1 Lub Oil Tank Negligible 2 LO. Pump Major 3 LO. Cooler Moderate 4 LO. Filter Major 5 6 Purifier Major 7 Transfer. Pump Major 8 Lubricating Purifier Heater Major analisa ini merupakan matrik 5x5 yang terdiri daribeberapa komponen yaitu kemungkinan terjadinyakecelakaan atau frekuensi, dampak yang ditimbulkanatau severity atau consequence serta dibagiantengah yang merupakan perpotongan keduanya yangmerupakan level dari resiko, ditandai dengan warnayang berbeda dimana L= Low risk, M= Mediumrisk, H= High risk dan E= Extreme Risk. Untukmengetahui level suatu resiko dari matrik diatasada lah dengan mengetahui frekuensi dankonsekuensinya terlebih dahulu. Kemudian duakomponen ini ditarik secara mendatar dan vertical,La ngkah sela njuta nya adala h melakuka nidentifikasi terhadap masing-masing komponen darisistem pelumasan. Dimana identifikasi tersebutmeliputi fungsi, mode kegaga lan yang melakukan analisa terhadap dampak yangdapat ditimbulkan karena adanya kegagalan sistemdimana dibagi menjadi 3 bagian yaitu local effect,next higher effect dan end effect. Berdasarkan ataskegagalan yang terjadi dan dampak yang akandiberikan kemudian terdapat penjelasan mengenaisolusi atau cara yang digunakan untuk mngatasi 5Analisa Kegagalan Sistem Pelumasan ....MOHMMAD DANIL ARIFIN, FANNY OCTAVIANI, THERESIA D. NOVITAperpotongan antara keduanya merupakan level dariresiko. Perhitungan dari nilai resiko adalah sebagaiberikut Berdasarkan data yang telah didapatkan dilapangan diketahui frekuensi kegagalan sistempelumasan adalah sebagai berikutResiko = Likelihood x Consequence pelumasan di kapal [5].Identifikasi yang t elah dilakuka n b a ikmenggunakan worksheet FMEA dan risk matrikmaka diketahui tingkat kekritisan dari masing-masingkomponen dimana 1 untuk komponen lubricatingoil tank dan sump tank memiliki rating risk yangrendah; 2 kemudian untuk komponen lubricatingoil cooler memiliki nilai rating mayor; 3 untukTabel 5. Level Risk Komponen Sumber Data diolah NO Nama Komponen Likelihood Consequence Level 1. Lub Oil Tank Unlikely Negligible L 2. LO. Pump Possible Major H 3. LO. Cooler Possible Moderate M 4. LO. Filter Possible Major H 5. Sump Tank Unlikely Negligibel L 6. Purifier Possible Major H 7. Transfer. Pump Possible Major H 8. Lubricating Purifier Heater Possible Major H Tabel 6. Risk Matrik Lubricating Oil System Likelihood Consequences Negligible Minor Moderate Major Severe Almost certain M H H E E Likely M M H H E Possible L M 3 2 , 4, 6, 7, 8 E Unlikely 1, 5 M M M H Rare L L M M H Sumber Data diolah Tabel 4. Ta bel Frekuensi Kegagalan Komponen umber data diolah NO Nama Komponen Likelihood o Unlikely,not expected to occur o Possible, could occur at some time Possible Pump Possible Dengan mengetahui masing-masingkonsekwensi dan frekuensi kegagalan yang terjadidari tiap-tiap komponen sistem pelumasan makadapat dengan mudah melakukan penilaian resiko yangnantinya dapat dijadikan sebagai acuan didalampemilihan metode perawatan yang sesuai denganmode kegagalan dari komponen sistem pelumasandi kapal. Berikut hasil penilaian risk matrik dari sistemkomponen lubricating oil pump, lubricating oilfilter, purifier, transfer pump dan lubricatingpurifier heater memiliki nilai rating risk yang samayakni high risk. Analisa yang telah dilakukan denganmenggunakan metode Failure Mode and EffectAnalysis FMEA maka dapat dilihat komponenmana saja yang membutuhkan prioritas yang tinggiuntuk kegiatan perawatan pada sistem pelumasan dikapal. Dari data tersebut dapat digunakan sebagai Maret 2015 1-6dasar untuk menyusun prioritas kegiatan perawatanyang lebih efektif dan efisien berdasarkan tingkatkekritisan dari komponen tersebut. Terdapat beberapastrategi perawatan yang dapat digunakan untukmelakukan evaluasi perawatan, yaitu a. Seb a iknya dibuat dan disusun suatumaintenance scheduling secara tepat danterencana terutama untuk komponen-komponendengan critical value yang tinggi yang dapatmempenga r u hi kiner ja sistem s Mengalokasikan tenaga maintenance untukmelakuka n kegiatan per a watan sec a r atepatuntuk komponen dengan tingkat kekritisanyang tinggi, sehingga tenaga maintenance dapatsecara effective digunakan untuk melakukankegiatan perawatan maintenancec. Menentuka n prioritas pekerjaan perawatanberda sa rkan tingkat kekritisan hal ini yang menjadi prioritas utamaadalah komponen dengan level resiko tinggi yaitudiantaranya adalah LO. Pump, LO. Filter,Purifier, Transfer Pump, Lubricating Mengidentifikasi kebut uha n su ku ca da ngterutama untuk komponen yang memiliki tingkatkekritisan yang tinggi agar apabila terjadikegagalan maka tidak sampai menggangguproses produksi Berdasarkan startegi perawatan tersebut diatasmetode perawatan yang sesuai adalah denganmelakukan perawatan pencegahan preventivema i n tenance dan per a watan kor ekt ifcorrective maintenance.KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telahdilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulansebagai berikut Kegagalan failure yang terjadipada komponen dapat menimbulkan suatu kegagalanyang sifatnya merusak keseluruhan fungsi utama M/E; Komponen lubricating oil tank dan sump tankmemiliki rating risk yang rendah, kemudian untukkomponen lubricating oil cooler memiliki nilai rat-ing mayor dan untuk komponen lubricating oil pump,lubricating oil filter, purifier, transfer pump danlubricating purifier heater memiliki nilai rating riskyang sama yakni high risk. Artinya bahwa peralatandengan nilai high risk dapat memberi effect yangbesar terhadap kerja sistem secara keseluruhan;Hasil dari analisa kegagalan dan dampak kegagalankomponen terhadap sistem sangat berguna untukmengidentifikasi strategi perawatan, kriteria urutanprioritas untuk melakukan perawatan; Berdasarkanstrategi perawatan berdasarkan Failure Mode andEffect Analysis FMEA maka metode perawatanyang sesuai adalah preventive maintenance dancorrective maint enan ce; Dengan mengeta huikara kteristik kegagagalan dari masing-masingkomponen dari tiap-tiap sistem yang ada maka akandiharapkan pemilihan dari jenis perawatan yangditerapkan memberikan benefit terhadap perusahaanserta mampu mendukung kelancaran operasionaltransportasi laut di saran yang dapa t diberikan untukpengembangan dan perbandingan dari penelitian inidiantara nya adala h sebagai berikut Didal ampenentuan pemilihan metode perawatan terhadapsuatu sistem harus berdasarkan atas penilaian yangtela h dilakukan terhadap performa komponen-komponen suatu sistem; Data kegagalan dari tiap-tiap komponen dari setiap sistem di kapal harus selaludidokumentasikan dan disimpan sebagai acuandida la m mela kukan sua tu pemiliha n metodeperawatan yang TERIMA KASIHTerima kasih kepada Direktorat Penelitian danPengabdian Kepada Masyarakat Direktorat JenderalPendidika n Tinggi Kementrian Pendidikan danKebudayaan atas pendanaan yang telah diberikanuntuk melakukan penelitian mengenai “AnalisaKegagalan Sist em Pelu masan Dan PemilihanMetode Perawatan M/E Di Kapal MenggunakanMetode FMEA Dalam Rangka Menunjang OperasiTransportasi Laut di Indonesia”.DAFTAR PUSTAKA[1] Artana, K. 2006. Modul Kuliah Keandalan-Jurusan TeknikSistem Perkapalan FTK ITS. Surabaya;[2] I Putu Andhi Indira Kusuma 2010, Penjadwalan PerawatanSistem Penunjang Motor Induk Dengan Pemodelan DinamikaSistem, Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;[3] M. Agus Pangestu HW 2 007, Optimalisasi metodeperawatan pada sistem produksi gas di join operating bodyPertamina Petrochina East Java dengan Criticality Analysis,Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;[4] Mitsubishi Heavy Industries, LTD. Mitsubishi Marine DieselEngine;[5] M. Agus Pangestu HW 2 007, Optimalisasi metodeperawatan pada sistem produksi gas di join operating bodyPertamina Petrochina East Java dengan Criticality Analysis,Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;[6] OREDA-2002. 2002. Offshore Reliability Data. HovikDet Norske Veritas DNV;[7] Anda Iviana Juniani, ST, Risk Identification & Implementationof Risk Management Method at Fuel Oil System;[8] ___2009, Designing an Effective Risk , Matrix An ioMosaicCorporation Whitepape, diakses pada tanggal 21 Juni2014. ... Research involving failure and maintenance in the lubricating system has been done with Failure Mode and Effect Analysis method. Results of critical component analysis with the highest RPN include lubricating oil pump, filter, LO Cooler, and transfer pump [4][5][6]. The method was also used simultaneously with Weibull's distribution. ...... COMPONENT PERIODIC MAINTENANCE SCHEDULEInternational Journal of Marine Engineering Innovation and Research, Vol. 74,Dec. 2022. 300-310 pISSN 2541-5972, eISSN 2548-1479 ...... Kegagalan yang terjadi pada salah satu komponen dapat menyebabkan suatu kegagalan yang sifatnya merusak keseluruhan fungsi kapal dan pada akhirnya mengakibatkan kerugian besar dan resiko dari sebuah system [1]. Karena permasalahan tersebut perlu dilakukan analisa kegagalan yang bisa dialami sebuah komponen, dalam hal ini komponen yang akan dibahas adalah komponen dari sistem bahan bakar. ...Rega Gagana Erwin Asmara Dwisetiono DwisetionoKomponen utama mesin induk kapal salah satunya yaitu sistem bahan bakar. Kegagalan pada sistem bahan bakar dapat berakibat fatal pada mesin induk kapal. Oleh karna itu pembuatan analisa kegagalan sistem bahan bakar kapal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kegagalan pada sistem bahan bakar dengan menggunakan metode Preliminary Hazard Analysis PHA dan Fault Tree Analysis FTA. Metode PHA dadapat mengidentifikasi semua bahaya dan kejadian kecelakaan yang dapat menyebabkan terjadinya accident ataupun kegagalan, sedangkan metode FTA merupakan metode yang mendeteksi penyebab dan akibat sistem mengalami kegagalan yang disebabkan satu atau lebih komponen pendukungnya dan menjadikannya dalam bentruk diagram. Penggunaan metode PHA dan FTA menghasilkan beberapa komponen seperti transfer pump, separator, filter, dan booster pump mengalami kegagalan. Hasil dari analisa menunjukkan nilai MTTF sebesar 319,7 jam, 504,9 jam, 150,73 jam, dan 322,38 jam, dari data tersebut dapat diketahui bahwa komponen filter cepat mengalami kegagalan karena memiliki nilai MTTF yang rendah, sehingga perawatan dan penggantiannya harus lebih diperhatikan agar tidak mempengaruhi kinerja dari sistem bahan bakar.... Salah satu faktor pendukung untuk kelancaran jalannya mesin diesel yaitu sistem pelumas, kurangnya pelumasan pada mesin diesel ini akan berdampak gesekan antar bagian-bagian apabila hal ini terjadi maka akan menyebabkan gangguan pengoperasian kapal. Fungsi dari suatu sistem pelumasan adalah untuk menyediakan jumlah minyak pelumas yang cukup dan dingin serta bersih ke dalam mesin untuk mengadakan pelumasan yang efektif dan cukup terhadap semua bagian yang saling bergesekan dan bergerak yang terjadi di dalam mesin itu sendiri [2]. Setiap sistem tersebut memiliki fungsi serta fungsi yang sangat penting, apabila terjadi kegagalan pada salah satu sistem penunjangnya maka dapat mempengaruhi kinerja motor induk secara keseluruhan. ...Ratna Indriyani Dwisetiono DwisetionoMesin diesel sebagai mesin induk di kapal dapat berfungsi dengan baik apabila ditunjang oleh sistem-sistem pendukung yang baik seperti sistem pelumas lubricating oil system. Sistem pelumas salah satu sistem yang sangat penting dalam pengoperasian kapal, kegagalan pada sistem pelumasan menyebabkan sistem tidak beroperasi semestinya dan dapat mengalami kerugian dari pihak kapal. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kagagalan pada setiap komponen sistem pelumas di main engine dan perawatan yang tepat. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis FMEA untuk mengoptimalkan cara mengatasi kegagalan dan perawatan mesin utama kapal untuk mengidentifikasi strategi dan prioritas perawatan. Dengan menggunakan FMEA dapat mengetahui kegagalan serta efek yang ditimbulkan oleh tiap-tiap komponen dapat diketahui dan untuk melakukan perawatan harus mengelompokan komponen berdasarkan tingkat resiko rendah sampai tinggi. Komponen lubricating oil tank dan sump tank memiliki resiko yang rendah, lubricating oil cooler memiliki resiko sedang dan lubricating oil pump, lubricating oil filter, purifier, transfer pump dan lubricating purifier heater memiliki resiko tinggi. Hasil dari kegagalan komponen sistem pelumas sangat berguna untuk mengidentifikasi strategi perawatan berdasarkan tingkat resiko komponen tersebut dengan memilih antara perawatan pencegahan preventive maintenance dan perawatan korektif corrective maintenance.Modul Kuliah Keandalan-Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITSK ArtanaArtana, K. 2006. Modul Kuliah Keandalan-Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS. Surabaya;Penjadwalan Perawatan Sistem Penunjang Motor Induk Dengan Pemodelan Dinamika Sistem, Tugas AkhirI Putu Andhi Indira KusumaI Putu Andhi Indira Kusuma 2010, Penjadwalan Perawatan Sistem Penunjang Motor Induk Dengan Pemodelan Dinamika Sistem, Tugas Akhir, Teknik Sistem Perkapalan ITS, Surabaya;Risk Identification & Implementation of Risk Management Method at Fuel Oil SystemJuniani Anda IvianaAnda Iviana Juniani, ST, Risk Identification & Implementation of Risk Management Method at Fuel Oil System;Designing an Effective Risk___2009, Designing an Effective Risk, Matrix An ioMosaic Corporation Whitepape, whitepapers/ diakses pada tanggal 21 Juni 2014.
gambar sistem pelumasan mesin kapal
fet0tkr.
  • 63vpn5nhgb.pages.dev/136
  • 63vpn5nhgb.pages.dev/99
  • 63vpn5nhgb.pages.dev/379
  • 63vpn5nhgb.pages.dev/335
  • 63vpn5nhgb.pages.dev/253
  • 63vpn5nhgb.pages.dev/18
  • 63vpn5nhgb.pages.dev/95
  • 63vpn5nhgb.pages.dev/368
  • 63vpn5nhgb.pages.dev/310
  • gambar sistem pelumasan mesin kapal